Sabtu, 26 November 2022

MERINDING !!! Pembacaan Yasin Oleh Jama'ah Al Khidmah

Surat Yasin



بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1.                        يٰسۤ ۚ

Yā sīn.

Yā Sīn.

2.                        وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal-qur'ānil-akīm(i).

Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah,

3.                        اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal-mursalīn(a).

sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul

4.                        عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

‘Alā irāṭim mustaqīm(in).

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

5.                        تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanzīlal-azīzir-raḥīm(i).

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,

6.                        لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn(a).

agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.

7.                        لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad aqqal-qaulu alā akarihim fahum lā yu'minūn(a).

Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.

8.                        اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innā jaalnā fī anāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn(a).

Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

9.                        وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja‘alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubirūn(a).

Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.

10.                وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawā'un alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn(a).

Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.

11.                اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamā tunżiru manittabaaż-żikra wa khasyiyar-ramāna bil-gaib(i), fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm(in).

Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

12.                اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ

Innā nanu nuyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn(in).

Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).

13.                وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Warib lahum maalan aṣḥābal-qaryah(ti), iż jā'ahal-mursalūn(a).

Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,

14.                اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Iż arsalnā ilaihimunaini fa każżabūhumā fa azzaznā biṡāliin faqālū innā ilaikum mursalūn(a).

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

15.                قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qālū mā antum illā basyarum milunā, wa mā anzalar-ramānu min syai'(in), in antum illā takżibūn(a).

Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.”

16.                قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qālū rabbunā yalamu innā ilaikum lamursalūn(a).

Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu.

17.                وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa mā alainā illal-balāgul-mubīn(u).

Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas.”

18.                قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qālū innā taayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ażābun alīm(un).

Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

19.                قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qālū ṭā'irukum maakum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūn(a).

Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”

20.                وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa jā'a min aqal-madīnati rajuluy yasā qāla yā qaumittabiul-mursalīn(a).

Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!

21.                اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔

Ittabi‘ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūn(a).

Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

22.                وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa mā liya lā abudul-lażī faaranī wa ilaihi turjaūn(a).

Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

23.                ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-ramānu biurril lā tugni annī syafāatuhum syai'aw wa lā yunqiżūn(i).

Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.

24.                اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Innī iżal lafī alālim mubīn(in).

Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

25.                اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Innī āmantu birabbikum fasmaūn(i).

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku.”

26.                قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qīladkhulil-jannah(ta), qāla yā laita qaumī yalamūn(a).

Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui

27.                بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bimā gafaralī rabbī wa jaalanī minal-mukramīn(a).

(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”

28.                ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa mā anzalnā alā qaumihī mim badihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn(a).

Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.

29.                اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ

In kānat illā aiataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūn(a).

(Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.

30.                يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Yā asratan alal-ibād(i), mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn(a).

Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.

31.                اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarjiūn(a).

Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).

32.                وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ

Wa in kullul lammā jamīul ladainā muḥḍarūn(a).

Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).

33.                وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa āyatul lahumul-arul-maitah(tu), ayaināhā wa akhrajnā minhā abban faminhu ya'kulūn(a).

Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan.

34.                وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja‘alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa anābiw wa fajjarnā fīhā minal-uyūn(i).

Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air

35.                لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya'kulū min amarihī wa mā amilathu aidīhim, afalā yasykurūn(a).

agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?

36.                سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-aru wa min anfusihim wa mimmā lā yalamūn(a).

Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

37.                وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahāra fa'iżā hum mulimūn(a).

Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.

38.                وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-azīzil-alīm(i).

(Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.

39.                وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila attā āda kal-urjūnil-qadīm(i).

(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

40.                لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār(i), wa kullun fī falakiy yasbaḥūn(a).

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

41.                وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa āyatul lahum annā amalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūn(i).

Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.

42.                وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqnā lahum mim milihī mā yarkabūn(a).

(Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka kendarai.

43.                وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nugriqhum falā arīkha lahum wa lā hum yunqażūn(a).

Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.

44.                اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illā ramatam minnā wa matāan ilā ḥīn(in).

Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

45.                وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum laallakum turamūn(a).

Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu (di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat,” (maka mereka berpaling).

46.                وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīn(a).

Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya.

47.                وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāh(u), qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuimu mal lau yasyā'ullāhu aamah(ū), in antum illā fī alālim mubīn(in).

Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

48.                وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīn(a).

Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?”

49.                مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Mā yanurūna illā aiataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūn(a).

Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).

50.                فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Falā yastaṭīūna tauiyataw wa lā ilā ahlihim yarjiūn(a).

Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.

51.                وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fi-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūn(a).

Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya.

52.                قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qālū yā wailanā mam baaanā mim marqadināhāżā mā waadar-ramānu wa adaqal-mursalūn(a).

Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”

53.                اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kānat illā aiataw wāḥidatan fa'iżā hum jamīul ladainā muḥḍarūn(a).

Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).

54.                فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal-yauma lā tulamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum tamalūn(a).

Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.

55.                اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūn(a).

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang.

56.                هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwājuhum fī ilālin alal-arā'iki muttaki'ūn(a).

Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu.

57.                لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yaddaūn(a).

Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.

58.                سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm(in).

(Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

59.                وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūn(a).

(Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!

60.                ۞ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a‘had ilaikum yā banī ādama allā tabudusy-syaiṭān(a), innahū lakum aduwwum mubīn(un).

Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.

61.                وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani‘budūnī, hāżā irāṭum mustaqīm(un).

(Begitu juga bahwa) sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.”

62.                وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad aalla minkum jibillan kaṡīrā(n), afalam takūnū taqilūn(a).

Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?

63.                هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Hāżihī jahannamul-latī kuntum tūadūn(a).

Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.

64.                اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Ilauhal-yauma bimā kuntum takfurūn(a).

Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.

65.                اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al-yauma nakhtimu ‘alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn(a).

Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

66.                وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Wa lau nasyā'u laamasnā alā ayunihim fastabaqu-irāṭa fa annā yubirūn(a).

Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan (membutakan) mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (selamat). Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat?

67.                وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Wa lau nasyā'u lamasakhnāhum alā makānatihim famastaṭāū muiyyaw wa lā yarjiūn(a).

Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali.

68.                وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu‘ammirhu nunakkishu fil-khalq(i), afalā yaqilūn(a).

Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?

69.                وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Wa mā allamnāhusy-syira wa mā yambagī lah(ū), in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn(un).

Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas,

70.                لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyunżira man kāna ayyaw wa yaiqqal-qaulu alal-kāfirīn(a).

agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.

71.                اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ

Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā amilat aidīnā anāman fahum lahā mālikūn(a).

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?

72.                وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūn(a).

Kami menjadikannya (hewan-hewan itu) tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan.

73.                وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fīhā manāfiu wa masyārib(u), afalā yasykurūn(a).

Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?

74.                وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal laallahum yunarūn(a).

Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.

75.                لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

Lā yastaṭīūna narahum, wa hum lahum jundum muḥḍarūn(a).

(Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.

76.                فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Falā yazunka qauluhum, innā nalamu mā yusirrūna wa mā yulinūn(a).

Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

77.                اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nufatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn(un).

Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.

78.                وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa araba lanā maalaw wa nasiya khalqah(ū), qāla may yuyil-iẓāma wa hiya ramīm(un).

Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”

79.                قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Qul yuyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin alīm(un).

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.

80.                ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Allażī jaala lakum minasy-syajaril-akhari nārā(n), fa'iżā antum minhu tūqidūn(a).

(Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”

81.                اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-ara biqādirin alā ay yakhluqa milahum, balā wa huwal-khallāqul-alīm(u).

Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.

82.                اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn(u).

Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.

83.                فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turjaūn(a).

Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

 


Sholawat Shallallahu 'Ala Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد) Oleh Alma Esbeye (Arab, Lati, Terjemahan & PDF)

 

"Sholawat Shallallahu 'Ala Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد)" adalah lagu yang dinyanyikan oleh Grup Musik Indonesia bersama Penyanyi Wanita Indonesia yaitu Alma dan Esbeye. Berikut lirik, chord dan video klip dari lagu yang berjudul Sholawat Shallallahu 'Ala Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد).


اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد
يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّم
Allahuma sholi 'ala Muhammad
Ya Robbi sholi 'alayhi wasallim
(Ya Allah limpahkanlah rahmat ta'dzim kepada Nabi Muhammad Saw. Wahai Tuhanku limpahkan rahmat dan kesejahteraan padanya.)

اِنْ قِيْلَ زُرْتُم بِمَارَجَعْتُمْ
يَااَكْرَمَ الخَلْقِ مَانَقُوْلُ
In qila zurtum bima roja'tum
ya akromal kholqi ma naqulu
((Ketika Sayyid Ahmad al-Badawi sampai di Raudhoh, beliau duduk di hadapan makam Nabi Saw dan berkata) : "Ketika orang-orang bertanya pada kami : 'Apa yang kamu bawa pulang setelah menziarahi makam Nabi SAW?' Wahai hamba yang paling mulia dari semua umat manusia, apa yang akan kita jawab?")

قُوْلُوْا رَجَعْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ
وَاجْتَمَعَ الفَرْعُ وَالاُصُوْلُ
Qulu roja'na bikulli khoirin 
Wajtama'al far'u wal ushul
((Kemudian Sayyid Ahmad al-Badawi mendengarkan suara dari dalam ruangan makam Nai Saw yang berkata): "Katakanlah : "Kami datang kembali dengan membawa segala kebaikan, Dan telah berhimpun dari generasi yang lalu dan yang sekarang."")

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد
يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّم

Allahuma sholi 'ala Muhammad
Ya Robbi sholi 'alayhi wasallim
(Ya Allah limpahkanlah rahmat ta'dzim kepada Nabi Muhammad Saw. Wahai Tuhanku limpahkan rahmat dan kesejahteraan padanya.)

لَوْلَاكَ يَازِيْنَةَ الوُجُوْدِ
مَاطَابَ عَيْشِى وَلاَوُجُوْدِى
Laula ka ya zinatal wujudi 
Ma thoba aisyi wa la wujudi
("Jika bukan karena Engkau wahai perhiasan dunia ( Rasulullah Saw ), Maka niscaya tidak akan berbahagia hidup dan keberadaanku.")

وَلاَتَرَنَّمْتُ فِي صَلاَتِي
وَلاَرُكُوْعِي وَلاَسُجُوْدِي
Wala taronnamtu fi sholati 
Wala ruku'i wala sujudi
("Dan tidaklah aku beribadah hanya melalui sholatku, ruku'ku maupun sujudku saja.")


اَيَالَيَالِي الرِّضَاعَلَيْنَا
عُوْدِي لِيَخْضَرَّ مِنْك عُوْدِي
Aya layalir-ridlo 'alaina 
'Udi liyakhdlorro minka udi
("Wahai malam ( kelahiran Rasulullah Saw ) yang penuh dengan keridhoan Ilahi.. Berulanglah lagi agar menjadi menghijau tentram jiwaku ini.")

عُوْدِي عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ
بِالمُصْطَفَى طَيِّبِ الجُدُوْدِ
'Udi alayna bikuli khoirin 
bil Mushthofa thoyyibil jududi
("Telah datanglah semua kebaikan, Dengan berkah al-Musthofa yang penuh kedermawanan.")

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد
يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّم

Allahuma sholi 'ala Muhammad
Ya Robbi sholi 'alayhi wasallim
(Ya Allah limpahkanlah rahmat ta'dzim kepada Nabi Muhammad Saw. Wahai Tuhanku limpahkan rahmat dan kesejahteraan padanya.)

Dolwnload Lirik PDF



Judul  : Allahumma Sholli (اللهُمَّ صَلِّ)

Artis  : Alma

Album  : Allahumma Sholli (اللهُمَّ صَلِّ) - (Cover)

Label  : ESBEYE

Rilis  : 2020

 

Jumat, 25 November 2022

Daftar 99 Asmaul Husna Disertai Huruf Arab, Latin dan Artinya


Daftar 99 Asmaul Husna dan Artinya – Memaknai Nama Baik Allah SWT – Sebagai seorang muslim, kita tentu tidak asing mendengar kata Asmaul Husna. Asmaul Husna merupakan nama-nama baik yang dimiliki oleh Allah dan terdiri dari 99 nama yang masing-masing memiliki arti dan makna yang baik. Asmaul Husna biasa dinyanyikan sebagai shalawat setelah melakukan ibadah sholat maghrib.




Asma merupakan bahasa arab yang berarti “nama”, sedangkan Husna adalah kata berbahasa arab yang berarti “yang baik atau indah”, sehingga Asmaul Husna merupakan nama-nama yang baik dan indah milik Allah. Dalam Al-Quran Allah telah menjelaskan bahwa Asmaul Husna adalah nama serta sifat yang dimiliki – Nya, seperti pada surat At-Thaha : 8 yang artinya

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang baik)”.

kemudian Allah menjelaskan pula pada surat Al-Baqarah : 31 yang berarti “Dia telah mengajari Adam seluruh nama” serta menyerukan kepada ummat – Nya untuk menyebut Asmaul Husna dalam doa, hal tersebut dijelaskan pada surat Al-A’raf : 130 yang memiliki arti “Milik Allah lah nama-nama yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut”.

 

Memahami Asmaul Husna merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap muslim, karena termasuk dalam tauhid, sehingga seorang muslim dapat mewujudkan dan mengamalkan keimanan sempurna kepada Allah. Mempelajari Asmaul Husna terdapat dalam dua jenis tauhid sebagai berkut.

Tauhid al-ilmi al-khabari al-Itiqadi atau tauhid yang berhubungan dengan ilmu atau pengalaman dan sumbernya dari berita atau wahyu Allah serta menyangkut keyakinan dalam hati seseorang. Tauhid ini merupakan penetapan sifat-sifat maha sempurna bagi Allah serta pensucian sifat – Nya dari penyerupaan.

Tauhid kedua merupakan bentuk dari penghambaan diri kepada Allah serta tidak menyekutukan – Nya.

Ayat Al-Quran Tentang Asmaul Husna

Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa Arab, yaitu Al-Asmaau yang berarti nama dan Al-Husna yang berparti baik dan indah. Secara istilah Asmaul Husna berarti nama-nama Allah yang indah.

Asal Asmaul Husna dikisarkan melalui kitab asbabun – nuzul, dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Rasullulah yang sedang melaksanakan salat di Mekah berdoa dengan menyebut “Ya Rahman, Ya Rahim” doa yang diucapkan oleh Rasul kemudian didengar oleh seorang kaum musyrikin, orang itu kemudian berkata bahwa, “ dia melarang kita menyembah dua Tuhan, namun dia menyebutkan dua Tuhan dalam doanya”. Dari kejadian tersebut, turunlah surat Al-Isra ayat 110 yang berbunyi,

“Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al Asmaaul Husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat mu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Q.S. Al-Isra:110)

Turunnya surat Al-Isra ayat 110 tersebut merupakan peringatan dari Allah kepada kaum musyrikin yang memiliki pandangan buruk terhadap Rasul yang sedang berdoa. Dalam surat tersebut, Allah mengatakan bahwa Rasul menyebut Rahman dan Rahim untuk memuji kekuasaan Allah melalui penamaan yang memiliki arti yang indah dan baik. Kemudian Allah menurunkan lagi surat Al- A’raf : 180 yang berbunyi,

“Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al-A’raf:180).

Itulah beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan mengenai munculnya Asmaul Husna.

Daftar 99 Asmaul Husna disertai Arti dan Makna

Setelah mengetahui ayat-ayat yang menyebutkan mengenai Asmaul Husna, sebagai muslim yang baik kita wajib mengamalkan kebaikan-kebaikan yang diserukan dalam al-quaran serta makna baik yang ada dalam Asmaul Husna.

Asma yang memiliki arti nama atau penyebutan serta husna yang memiliki arti baik atau indah terdiri dari 99 Nama yang memiliki makna nama-nama miliki Allah SWT yang baik dan indah. Pada buku Mengenal Asmaul Husna 99 Nama Allah SWT Yang Maha Indah Versi Bilingual, Grameds dapat mempelajari nama-nama tersebut dalam bahasa Arab dan juga Inggris.

 

Berikut 99 Asmaul Husna Arti dan Makna

1.         Ar Rahman الرحمن = Yang Maha Pengasih

2.         Ar Rahiim الرحيم = Yang Maha Penyayang

3.         Al Malik الملك = Yang Maha Merajai atau menguasai

4.         Al Quddus القدوس = Yang Maha Suci

5.         As Salaam السلام  = Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6.         Al Mu`min المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan

7.         Al Muhaimin المهيمن = Yang Maha Mengatur

8.         Al Aziz العزيز = Yang Maha Perkasa

9.         Al Jabbar الجبار = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

10.       Al Mutakabbir المتكبر = Yang Maha Megah

11.       Al Khaliq الخالق = Yang Maha Pencipta

12.       Al Baari البارئ = Yang Maha Pembuat atau Perancang

13.       Al Mushawwir المصور = Yang Maha Membentuk Rupa

14.       Al Ghaffaar الغفار = Yang Maha Pengampun

15.       Al Qahhaar القهار = Yang Maha Memaksa

16.       Al Wahhaab الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia

17.       Ar Razzaaq الرزاق = Yang Maha Pemberi Rezeki

18.       Al Fattaah الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat

19.       Al `Aliim العليم = Yang Maha Mengetahui

20.       Al Qaabidh القابض = Yang Maha Menyempitkan

21.       Al Baasith الباسط = Yang Maha Melapangkan

22.       Al Khaafidh الخافض = Yang Maha Merendahkan

23.       Ar Raafi الرافع = Yang Maha Meninggikan

24.       Al Mu`izz المعز = Yang Maha Memuliakan

25.       Al Mudzil المذل = Yang Maha Menghinakan

26.       Al Samii السميع = Yang Maha Mendengar

27.       Al Bashiir البصير = Yang Maha Melihat

28.       Al Hakam الحكم = Yang Maha Menetapkan

29.       Al `Adl العدل = Yang Maha Adil

30.       Al Lathiif اللطيف = Yang Maha Lembut atau Maha Teliti.

31.       Al Khabiir الخبير = Yang Maha Mengenal atau mengetahui.

32.       Al Haliim الحليم = Yang Maha Penyantun

33.       Al `Azhiim العظيم = Yang Maha Agung

34.       Al Ghafuur الغفور = Yang Maha Memberi Pengampunan

35.       As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi

36.       Al `Aliy العلى = Yang Maha Tinggi

37.       Al Kabiir الكبير = Yang Maha Besar

38.       Al Hafizh الحفيظ = Yang Maha Memelihara

39.       Al Muqiit المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan

40.       Al Hasiib الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan

41.       Al Jaliil الجليل = Yang Maha Luhur

42.       Al Kariim الكريم = Yang Maha Pemurah

43.       Ar Raqiib الرقيب = Yang Maha Mengawasi

44.       Al Mujiib المجيب = Yang Maha Mengabulkan

45.       Al Waasi الواسع = Yang Maha Luas

46.       Al Hakiim الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana

47.       Al Waduud الودود = Yang Maha Mengasihi

48.       Al Majiid المجيد = Yang Maha Mulia

49.       Al Baa`its الباعث = Yang Maha Membangkitkan

50.       As Syahiid الشهيد = Yang Maha Menyaksikan

51.       Al Haqq الحق = Yang Maha Benar

52.       Al Wakiil الوكيل = Yang Maha Memelihara

53.       Al Qawiyyu القوى = Yang Maha Kuat

54.       Al Matiin المتين = Yang Maha Kokoh

55.       Al Waliyy الولى = Yang Maha Melindungi

56.       Al Hamiid الحميد = Yang Maha Terpuji

57.       Al Muhshii المحصى = Yang Maha Menghitung

58.       Al Mubdi المبدئ = Yang Maha Memulai

59.       Al Mu`iid المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60.       Al Muhyii المحيى = Yang Maha Menghidupkan

61.       Al Mumiitu المميت = Yang Maha Mematikan

62.       Al Hayyu الحي = Yang Maha Hidup

63.       Al Qayyuum القيوم = Yang Maha Mandiri

64.       Al Waajid الواجد = Yang Maha Penemu

65.       Al Maajid الماجد = Yang Maha Mulia

66.       Al Wahid الواحد = Yang Maha Tunggal

67.       Al Ahad الاحد = Yang Maha Esa

68.       As Shamad الصمد = Yang Maha Dibutuhkan

69.       Al Qaadir القادر = Yang Maha Menentukan

70.       Al Muqtadir المقتدر = Yang Maha Berkuasa

71.       Al Muqaddim المقدم = Yang Maha Mendahulukan

72.       Al Mu`akkhir المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan

73.       Al Awwal الأول = Yang Maha Awal

74.       Al Aakhir الأخر = Yang Maha Akhir

75.       Az Zhaahir الظاهر = Yang Maha Nyata

76.       Al Baathin الباطن = Yang Maha Ghaib

77.       Al Waali الوالي = Yang Maha Memerintah

78.       Al Muta`aalii المتعالي = Yang Maha Tinggi

79.       Al Barru البر = Yang Maha Penderma

80.       At Tawwaab التواب = Yang Maha Penerima Tobat

81.       Al Muntaqim المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan

82.       Al Afuww العفو = Yang Maha Pemaaf

83.       Ar Ra`uuf الرؤوف = Yang Maha Pengasuh

84.       Malikul Mulk مالك الملك =  Yang Maha Penguasa Kerajaan

85.       Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86.       Al Muqsith المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan

87.       Al Jamii` الجامع = Yang Maha Mengumpulkan

88.       Al Ghaniyy الغنى = Yang Maha Kaya

89.       Al Mughnii المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan

90.       Al Maani المانع = Yang Maha Mencegah

91.       Ad Dhaar الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92.       An Nafii النافع = Yang Maha Memberi Manfaat

93.       An Nuur النور = Yang Maha Bercahaya

94.       Al Haadii الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk

95.       Al Badii’ البديع = Yang Maha Pencipta

96.       Al Baaqii الباقي = Yang Maha Kekal

97.       Al Waarits الوارث = Yang Maha Pewaris

98.       Ar Rasyiid الرشيد = Yang Maha Pandai

99.       As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar 

Lirik Al I'tiraf – Syair Abu Nawas (Arab, Latin, dan Terjemah)


LIRIK/SYAIR

 

إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم

 

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa alaa naaril jahiimi

 Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim

 


فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil azhiimi

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

 

  

ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل

 Dzunuubii mitslu adaadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

 Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

 

 

 

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي

 Wa umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

 Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

 

 َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك

 Ilaahii abdukal aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad daaaka

 Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu

 

 َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك

 Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

 Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni,

 Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

 

LIRIK SYAIR "IBADALLAH RIJALALLAH"

 

Di dalam Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani, ditutup dengan nadham/syair yang amat sangat populer.

Agar lebih mudah, orang-orang menyebutnya dengan syair "Ibadallah Rijalallah".

Berikut liriknya lengkap teks arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia:

عِبــَادَ اللهِ رِجَــالَ اللهِ  -   أَغِيْثُـنَـا لِأَجْـلِ اللهِ

‘Ibadallah Rijalallah Aghitsuna li ajlillah .…Li Ajlillah

(Wahai Hamba hamba Allah, Wahai wali-wali Allah. Tolonglah kami karena Allah)

 

وَكُـونُـواأَوْلَـنــــَا لِلّهِ   - عَـسـَى نَخْـــطَى بِـفَضْـــــلِ للهِ

Wakuunu Aulaana Lillaah Asaa Nakhtoo Bifadhlillah

(Bantulah kami karena Allah, Semoga tercapai hajat kami karena anugerah Allah)

 

وَيَـاأَقْـــطَابُ وَيـَاأ نْجَـــاب  -   وَيَـاسَادَ اتُ  ويَـاأَحْبَــابُ

Wa Yaa Aqthoob Wa Yaa Anjab Wa yaa Saadat Wayaa Ahbab … Waya Ahbaab

(Wahai para wali qutub, wahai para wali yang dermawan, wahai para sayyid dan habaib [keturunan Rasulullah saw])

 

وَأَنْــتُمْ يـــَاأُلِى اْلأَ لْبَـــــاب  -   تَـعَـالَـوْوَانـْصُـــرُوْا لِلّهِ

Wa Antum Yaa ulil Albab Ta’aa Lau Wan surru Lillah

(Wahai para wali yang memiliki akal sempurna, engkau adalah penolong, penyantun, datanglah kemari, tolonglah karena Allah)

 

سَـــأَ لْنَــــاكُــمْ سَـأَلْنَـــاُكْــم   -  وَلِلـزُّلــْفَ رَجَوْنَكُـمْ

Sa-alnakum sa-alnakum Wali Zulfaa Rojaunakum…..Rojaunakum

(Dengan perantaraan engkau kami memohon, dengan perantaraan engkau kami memohon dengan mengharapkan do’amu kami dekat dengan Allah)

 

وَفِيْ أَمْـرٍقَـصَــدْ نَـاكُــمْ   -  فَـشـُــدُّوْا عَـزْمـَــكُــمْ لِلّهِ

Wa Fii Amrin Qoshadnaakum Faa Syudduuu “azmakum Lillah

(Dengan maksud perantaraan engkau, untuk tercapai urusan kami, karenanya kokohkanlah tujuan kami karena Allah).

 

 

فَـيَـــارَبِّيْ بِسَــادَاتِ   -   تَحَـقَّـــقْــلِيْ إِشَــــارَتِي

Faa Yaa Robbii Bi Saadaati Tahaqqoqliii Isyaarotii ……Isyarotii

(Wahai tuhan kami, dengan perantaraan tuan-tuan yang menjadi wali, kokohkanlah petunjuk-Mu kepada kami)

 

عَـسىَ تَـأْ تِيْ بِشَـــــــارَةِ   -  وَيَــصْـــفُ وَقْـــتُـــــنَا لِلّهِ

‘Asaa Ta’tii Bi Syaarooti Wa Yashfu Waqtuna Lillah

(Semoga lekas datang kebahagiaan kami, semoga waktu kami bersih untuk beribadah karena Allah)

 

بِكَشْفِ الْحَجْبِ عَنْ عَـيْـنِ  -  وَرَفْــــعِ اْلبَــْيــنِ مِنْ بَـــيْنٍ

Bi Kasyfil Hajbi “an ‘aini Wa Rof’il Baini Mim Bainin ..….Mimbainin

(Dengan terbukanya tirai penutup dari mata kami dan hilangkan penghalang antara kami dan Allah)

 

وَطَـمْـسِى اْلكَيْــفِ وَاْلعَيـْنِ  -  بِـنُـوْرِالْـوَجْــهِ يـَا اَللهُ

Wa Thomsil Kaifa Wal Aini Binuuril Wajhi Yaa Allah

(Dan terhapusnya keraguan, bagaimana Allah dan dimana Allah dengan cahaya Dzat Engkau Ya Allah)

 

صَــلَاةُ اللهِ مَـوْلَـنَـــــا   -  عَلىَ مَنْ بـِالهُـدَى جَنَــا

(Wahai tuhan kami, semoga kesejahteraan Allah dilimpahkan kepada orang yang datang dengan membawa petunjuk kepada kami)

 

وَمَنْ بِاْلحَـــقِّ أَوْلَـنــَـــا  -  شَـفِـيْـــــعِ اْلخـَـلْــقِ عِنْـــدَ الله

Wa Man Bil Haqqi Aulaana Syafii-‘il Kholqi ‘Indaullah

(Yaitu nabi Muhammad, yang memberikan Islam sebagai agma kami, dan memberi syafaat kepada para makhluk di sisi Allah). ***